KH Abdurrahman Utsman (kiri) bersama sang anak, H Aizuddin Abdurrahman (Foto: http://www.nu.or.id/) |
Al Fatah Online - Innâlillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Salah satu tokoh yang berperan dalam proses pendirian Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa KH Abdurrahman Utsman meninggal dunia di RSUD Jombang, Jawa Timur, Rabu (17/2), pukul 02.30 WIB.
Pak Dur, demikian pengasuh Pesantren Al Mubarok Tambakberas ini biasa disapa, sempat tujuh hari di Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya untuk melanjutkan kemoterapi yang ke-2 setelah sebelumnya divonis menderita tumor empedu. Jenazah kiai kelahiran 15 Juli 1949 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur ini rencananya dikebumikan di Jombang.
“InsyaAllah jam 11 akan dimakamkan di Pesantren (Manba'ul Ma'arif) Denanyar,” kata putranya, Aizuddin Abdurrahman (Gus Aiz), mantan ketua umum PP PSNU Pagar Nusa yang kini menajdi ketua PBNU melalui surat elektronik, Rabu (17/2).
KH Abdurrahman Utsman merupakan anak menantu dari putri KH Hasyim Asyari, Hj Khodijah Hasyim. Sepeninggal Bu Khod (Hj Khodijah Hasyim), ia menikah lagi dengan Hj Luluk Muashomah, cucu KH Bisri Syansuri Denanyar.
Pak Dur merupakan lurah Pondok Pesantren Tebuireng ketika akhir tahun 1985 sampai awal tahun 1986 para pendekar dari beberapa perguruan bersepakat mengadakan pertemuan di Tebuireng, Jombang. Yang disepuhkan pada saat itu adalah KH Syamsuri Badawi. Pak Durlah yang diutus KH Yusuf Hasyim memfasilitasi rencana pertemuan tersebut.
Pertemuan pertama bertempat di Pondok Pesantren Al Masruriyyah kemudian dilanjutkan di lapangan basket belakang perpustakaan atau aula Tebuireng. Pertemuan ini antara lain menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan organisasi pencak silat NU, yang kemudian disampaikan kepada KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) di Pondok Pesantren Lirboyo. Pertemuan di Tebuireng tersebut menjadi tonggak bagi pertemuan-pertemuan berikutnya hingga Pagar Nusa eksis sampai sekarang. (Mahbib)
Sumber: http://www.nu.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar